Kami belum merdeka !
*KAMI BELUM MERDEKA*
72 tahun bangsa Indonesia merdeka. Terimakasih para pahlawan berkat jasa mu kami merasakan kemerdekaan. Merdeka dari penjajahan di bangsa ini. Kau rela mati demi memerdekakan bangsa ini. Tapi kami saat ini merasa BELUM MERDEKA!. Belum merdeka dari sifat tamak, belum merdeka dari kepentingan tangan tangan yang tidak bertanggung jawab. Hari ini kami mengenang jasamu dengan memperagakan semua perjuanganmu memerdekakan bangsa ini. Kami membuat bambu runcing seperti yang kau buat untuk mengusir penjajah dahulu, namun kenapa kami ditusuk oleh kepentingan yang lebih tajam yang menyayat hati ini dibanding tajamnya bambu runcing yang kami buat. Kami telah membuat meriam untuk mengusir penjajah seperti apa yang kau buat dahulu, namun kenapa semangat kami dibombardir dengan kenyataan yang ada hingga berserakan semangat kami. Kami menyobek bendera belanda menjadi bendera Merah Putih, namun kenapa harapan kami yang disobek sobek oleh pahitnya kenyataan ini. Kami meneriakkan lantang *MERDEKA MERDEKA MERDEKA,* namun kenapa itu hanya menjadi slogan belaka. Semua yang kami lakukan semata mata untuk mengenang jasa kalian wahai pahlawan bangsa. Bukan untuk mendapatkan pujian dari khalayak umum. Ratusan bahkan ribuan pelajar dan guru bertepuk tangan dan bersorak sorai seraya menghargai apa yang kami lakukan. Namun hakikatnya mereka bertepuk tangan dan bersorai untuk kalian pahlawan bangsa yang telah memerdekakan bangsa ini hanya dengan tajamnya bambu runcing dan kerasnya dentuman meriam. Mereka tau dan mereka bangga dengan perjuangan yang telah kalian lakukan. Namun kenapa masih ada yang berani megkhianati perjuangan kalian dengan sebuah pengakuan belaka. Kami pemuda, kami sadar dipundak kami amanah kemerdekaan bangsa ini. Apakah harus 50 pemuda untuk menjaga nilai nilai kemerdekaan bangsa ini? Soekarnopun hanya butuh 10 pemuda untuk mengguncang dunia ini dan butuh 100 orang tua untuk memindahkan sebuah gunung. Terima kasih Jenderal Sudirman yang telah mengajarkan kami bagaimana cara pemuda berjuang untuk bangsa. Jangan nodai semangat kami para pemuda penerus kemerdekaan bangsa wahai kalian para penjajah nilai nilai kemerdekaan. Kami yakin suatu saat Jiwa jiwa Soekarno, Jenderal Sudirman dan pahlawan pahlawan yang lain akan hadir dari kami para pemuda harapan bangsa. Pahlawan telah gugur dalam memerdekakan bangsa namun kami tidak akan gugur sebelum tirani hilang dari muka bumi, sebelum kolusi terhapuskan dari jiwa-jiwa yang tamak, sebelum Allah memanggil kami untuk kembali. Selamat beristirahat wahai pahlawan bangsa. Biarkan kami, para pemuda yang melanjutkan perjuangan kalian.
*MERDEKA MERDEKA MERDEKA!*
72 tahun bangsa Indonesia merdeka. Terimakasih para pahlawan berkat jasa mu kami merasakan kemerdekaan. Merdeka dari penjajahan di bangsa ini. Kau rela mati demi memerdekakan bangsa ini. Tapi kami saat ini merasa BELUM MERDEKA!. Belum merdeka dari sifat tamak, belum merdeka dari kepentingan tangan tangan yang tidak bertanggung jawab. Hari ini kami mengenang jasamu dengan memperagakan semua perjuanganmu memerdekakan bangsa ini. Kami membuat bambu runcing seperti yang kau buat untuk mengusir penjajah dahulu, namun kenapa kami ditusuk oleh kepentingan yang lebih tajam yang menyayat hati ini dibanding tajamnya bambu runcing yang kami buat. Kami telah membuat meriam untuk mengusir penjajah seperti apa yang kau buat dahulu, namun kenapa semangat kami dibombardir dengan kenyataan yang ada hingga berserakan semangat kami. Kami menyobek bendera belanda menjadi bendera Merah Putih, namun kenapa harapan kami yang disobek sobek oleh pahitnya kenyataan ini. Kami meneriakkan lantang *MERDEKA MERDEKA MERDEKA,* namun kenapa itu hanya menjadi slogan belaka. Semua yang kami lakukan semata mata untuk mengenang jasa kalian wahai pahlawan bangsa. Bukan untuk mendapatkan pujian dari khalayak umum. Ratusan bahkan ribuan pelajar dan guru bertepuk tangan dan bersorak sorai seraya menghargai apa yang kami lakukan. Namun hakikatnya mereka bertepuk tangan dan bersorai untuk kalian pahlawan bangsa yang telah memerdekakan bangsa ini hanya dengan tajamnya bambu runcing dan kerasnya dentuman meriam. Mereka tau dan mereka bangga dengan perjuangan yang telah kalian lakukan. Namun kenapa masih ada yang berani megkhianati perjuangan kalian dengan sebuah pengakuan belaka. Kami pemuda, kami sadar dipundak kami amanah kemerdekaan bangsa ini. Apakah harus 50 pemuda untuk menjaga nilai nilai kemerdekaan bangsa ini? Soekarnopun hanya butuh 10 pemuda untuk mengguncang dunia ini dan butuh 100 orang tua untuk memindahkan sebuah gunung. Terima kasih Jenderal Sudirman yang telah mengajarkan kami bagaimana cara pemuda berjuang untuk bangsa. Jangan nodai semangat kami para pemuda penerus kemerdekaan bangsa wahai kalian para penjajah nilai nilai kemerdekaan. Kami yakin suatu saat Jiwa jiwa Soekarno, Jenderal Sudirman dan pahlawan pahlawan yang lain akan hadir dari kami para pemuda harapan bangsa. Pahlawan telah gugur dalam memerdekakan bangsa namun kami tidak akan gugur sebelum tirani hilang dari muka bumi, sebelum kolusi terhapuskan dari jiwa-jiwa yang tamak, sebelum Allah memanggil kami untuk kembali. Selamat beristirahat wahai pahlawan bangsa. Biarkan kami, para pemuda yang melanjutkan perjuangan kalian.
*MERDEKA MERDEKA MERDEKA!*
Komentar
Posting Komentar