Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017
Gambar
*KRITIK KEPADA KITA* Berapa banyak yang membesar di kampus, tapi mengecil di masyarakat. Menjadi jagoan di kampus,  menjadi sandera di masyarakat. Kampus itu tempat berlatih, masyarakat medan tempurnya. Jangan terbalik. Anda aktivis BEM? BPM? UKM? Pecinta Alam? Tanyakan pada dirimu: Jadi apa di masyarakat? Ukuran kontribusi tidak selalu dimulai dari hal-hal besar. Tapi bisa jadi hal sederhana dan mendasar. Anda aktif di ROHIS? Senior di lembaga da'wah kampus? Tanyakanlah : Seberapa kenal dengan para jama'ah di mushola/masjid RT/RW? Anda sekretaris BEM/BPM, Aktivis organisasi atau jagoan bikin event di kampus. Coba ingat-ingat : Pernahkah membuat proposal untuk acara RT/RW? Punya follower di twitter? Yes. Bagaimana follower di masyarakat? , Banyak kenalan di kampus? Yes. Bagaimana dengan para tetangga ? Jadi karyawan di perusahaan besar ? Jadi manager ? Senior manager ? Kalau di masyarakat jadi apa? Bagus saat memimpin rapat? Baik saat berargumen? Jago presentasi?
Gambar
-Kematian Soekarno Tak Seindah Jasanya Memerdekakan Negeri Ini- Tak lama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dam MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung Karno tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Bung Karno tidak bersahabat lagi. "Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari sekarang!". Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. "Mana kakak-kakakmu" kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata "Mereka pergi ke rumah Ibu". Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi "Mas Guruh, Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkan barang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya neg

Kami belum merdeka !

Gambar
*KAMI BELUM MERDEKA*  72 tahun bangsa Indonesia merdeka. Terimakasih para pahlawan berkat jasa mu kami merasakan kemerdekaan. Merdeka dari penjajahan di bangsa ini. Kau rela mati demi memerdekakan bangsa ini. Tapi kami saat ini merasa BELUM MERDEKA!. Belum merdeka dari sifat tamak, belum merdeka dari kepentingan tangan tangan yang tidak bertanggung jawab. Hari ini kami mengenang jasamu dengan memperagakan semua perjuanganmu memerdekakan bangsa ini. Kami membuat bambu  runcing seperti yang kau buat untuk mengusir penjajah dahulu, namun kenapa kami ditusuk oleh kepentingan yang lebih tajam yang menyayat hati ini dibanding tajamnya bambu runcing yang kami buat. Kami telah membuat meriam untuk mengusir penjajah seperti apa yang kau buat dahulu, namun kenapa semangat kami dibombardir dengan kenyataan yang ada hingga berserakan semangat kami. Kami menyobek bendera belanda menjadi bendera Merah Putih, namun kenapa harapan kami yang disobek sobek oleh pahitnya kenyataan ini. Kami meneriakk